Merti desa adalah tradisi tahunan yang menjadi wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas limpahan berkah dan hasil bumi, sekaligus upaya menjaga harmoni dengan alam. Di Desa Sumbersari, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, tradisi ini tetap lestari dengan rentetan kegiatan yang tidak hanya sakral, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober dan 19 Oktober 2024.
Kegiatan merti desa dimulai dengan pembersihan sumur, yang melambangkan upaya menyucikan diri dan menjaga sumber kehidupan. Gotong royong warga membersihkan sumur tidak hanya bernilai praktis, tetapi juga menyimbolkan pentingnya persatuan dalam melestarikan lingkungan. Malam harinya, warga dari berbagai dusun, termasuk Ngemplak, Sumberan Kidul, Sumberan Lor, Sentaan 1, Sentaan 2, Sentaan 3, dan Pagak, berkumpul untuk Widodareni. Acara ini diisi dengan yasinan dan tahlilan, sebagai doa bersama untuk memohon keberkahan dan keselamatan. Suasana penuh khidmat terasa saat warga bersatu dalam doa, mencerminkan kekuatan spiritual yang menjadi landasan tradisi ini.
Keesokan harinya, merti desa dilanjutkan dengan rangkaian acara yang lebih meriah. Pagi hari dimulai dengan prosesi penyembelihan hewan sebagai wujud syukur atas karunia alam yang melimpah. Daging hasil penyembelihan dibagikan kepada warga sebagai simbol kebersamaan. Setelah itu, acara memasuki puncaknya dengan pembukaan pagelaran wayang kulit, yang menandai dimulainya hiburan budaya khas Jawa. Sebelum pertunjukan, warga bersama-sama melaksanakan tumpengan, yaitu makan bersama dari nasi tumpeng dan lauk-pauk yang telah disiapkan. Ritual ini mempertegas nilai gotong royong dan kebersamaan antarwarga. Pagelaran wayang kulit menampilkan lakon legendaris Bimo Suci, dibawakan oleh Ki Dalang Sunarpo Guno Prayitno. Lakon ini dipilih karena sarat pesan moral, mengajarkan keteguhan hati dan kejujuran dalam mencapai tujuan mulia. Penonton dari berbagai usia menyaksikan dengan antusias, menikmati perpaduan seni suara, musik gamelan, dan cerita mendalam.
Merti desa Sumbersari bukan hanya serangkaian ritual, tetapi juga cerminan dari semangat warga dalam menjaga tradisi dan budaya yang diwariskan leluhur. Kegiatan ini mempererat tali silaturahmi, memperkuat rasa syukur, serta menjadi pengingat untuk terus menjaga harmoni dengan lingkungan. Dengan semangat merti desa, warga Sumbersari berharap tradisi ini akan terus dilestarikan, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai.